Profil Prof. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D., Menkumham yang Sempat Bercita-cita Jadi Pendeta
Hukum-Pedia.com, Jakarta - Sosok Yasonna Laoly merupakan pria kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, 27 Mei 1953 adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Selain itu, ia juga merupakan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Pada 23 Oktober 2019 ia dipilih kembali pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf. Ia sebelumnya duduk sebagai anggota DPR RI di Komisi II pada periode 2004-2009. Ia merupakan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang memiliki latar belakang sebagai aktivis organisasi, akademisi, intelektual dan pimpinan di perguruan tinggi.
Pendidikan dan Awal Karir Yasonna Laoly
Pendidikan Yasonna kemudian dilanjutkan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) dan lulus dengan gelar sarjana hukum pada 1978. Usai lulus dari FH-USU, ia bekerja sebagai pengacara dan penasihat hukum pada 1978-1983.
Pada periode ini, Yasonna juga menjadi Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, sebelum ia mengikuti Internship in Higher Education Administration Roanoke College, Salem Virginia, Amerika Serikat (AS) pada 1983- 1984.
Sepulang mengikuti program di AS ini, Yasonna kemudian memutuskan untuk menempuh studi pasca-sarjana (S2) di Virginia Commonwealth University. Sementara, pendidikan tingak Doktor (S3) ia tempuh di North Carolina University.
Selain menjadi pengacara dan penasihat hukum, ia juga aktif mengajar sebagai dosen dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen (1998-1999) dan peneliti di NCSU pada tahun 1992-1994. Ia juga menjadi Asisten Riset Departemen Sosiologi dan Antropologi di NCSU.
Aktif Berorganisasi dan Masuk Dunia Politik
Batal Jadi Pendeta
Dari sekelumit kisah profil Yasonna Laoly ada satu cerita mengenai batalnya ia untuk menjadi pendeta. Kisah tersebut ia bagikan di blog pribadinya yasonnahlaoly.com.
Pada saat duduk di kelas 1 SMA, sang ayah sempat mengutarakan keinginan agar kelak Yasonna dapat menjadi pendeta. Yasonna setuju. Bahkan ia mengikuti kursus bahasa Inggris sistem jarak jauh di sebuah lembaga kursus di Bandung. Ia mendapat informasi kalau banyak pendeta yang belajar sampai ke luar negeri. Cita-cita untuk sekolah ke luar negeri mulai tumbuh dalam dirinya.
Namun menjadi seorang pendeta rupanya bukan takdir hidupnya. Menjelang tamat SMA, ia berkunjung ke rumah keluarganya yang ada di Medan. Kakak sepupunya, Ama Gawa’a Laoli, melontarkan sebuah pertanyaan kepadanya perihal rencana studi lanjutan. Ia mantap menjawab ingin jadi pendeta.
Tapi kakak sepupunya itu kurang setuju. Alasannya, sudah banyak orang Nias jadi pendeta. Yasonna pun kemudian diajak jalan-jalan ke kampus Universitas Sumatera Utara (USU).
Di kampus USU ini tiba-tiba muncul keinginan Yasonna untuk kuliah di jurusan hukum. Niat jadi pendeta pun langsung pupus. Sepulangnya ke Sibolga, Yasonna segera memberitahu orang tuanya. Semula ayahnya sempat marah besar, namun akhirnya mengalah.
Redaksi HukumPedia News